Setiap orang yang ingin berpergian ke luar negeri, maupun sebaliknya, pasti selalu berurusan dengan pemeriksaan imigrasi di bandara atau pelabuhan. Mereka harus menyiapkan paspor, visa dan dokumen pendukung untuk diperiksa petugas imigrasi sebelum pergi ke negara tujuan.
Petugas imigrasi umumnya duduk di sebuah ruangan minimalis berbentuk kotak yan ada di bandara maupun pelabuhan. Ruang kotak yang ditempati petugas imigrasi itu berisi komputer, alat pemindai paspor dan stempel.
Kebanyakan negara masih mengadopi pemeriksaan imigrasi secara manual, termasuk Indonesia. Para penumpang diminta mengantri dan menunggu di belakang garis kuning, sebelum maju untuk diperiksa satu persatu paspornya, sambil mencocokan wajah yang tertera dalam paspor.
Gemalto, sebuah pionir keamanan digital yang berbasis di Singapura ini menawarkan sebuah terobosan sistem pemeriksaan imigrasi secara elektronik.
Wartawan VIVA.co.id berkesempatan melihat demo pemeriksaan imigrasi elektronik saat mengunjungi kantor pusat Gemalto yang beralamat di 12 Ayer Rajah Crescent, 139941, Singapura, beberapa waktu lalu.
Imigrasi elekronik buatan Gemalto ini secara khusus dibuat untuk paspor yang sudah menggunakan bahan polycarbonet, yang sudah dibenamkan microchip dan hologram. Paspor jenis ini, sudah banyak digunakan di negara-negara Uni Eropa dan Amerika.
Sekilas cara kerja alat ini cukup sederhana. Ketika anda hendak melakukan pemeriksaan imigrasi, cukup meletakkan bagian depan paspor yang berisi identitas dan foto di alat pemindai. Bila paspor yang anda miliki cocok, maka pintu yang ada di depan alat pemindai itu akan terbuka.
Selanjutnya, anda akan berdiri di tengah-tengah alat tersebut, dan persis di hadapan anda terdapat tiga layar plus kamera yang berfungsi merekam separuh badan anda. Proses perekaman itu ditujukan untuk memonitor orang-orang yang masuk ke suatu negara.
Setelah proses perekaman selesai, maka pintu kedua akan terbuka, dan anda sudah selesai melakukan pemeriksaan imigrasi. Waktu yang digunakan untuk memindai paspor elektronik itu cukup singkat, kurang dari 30 detik.
"Ini yang sedang kami tawarkan kepada pemerintah," kata Vice President Marketing Communication Gemalto Asia Pacific, Pierre Lelievre.
Dia mengatakan, alat seperti ini belum banyak digunakan negara di dunia, baru Ghana yang sudah menerapkan imigrasi elektronik.
Pemeriksaan imigrasi elektronik ini lanjut dia, sangat efektif untuk memberantas tindak kejahatan pemalsuan paspor yang belakangan kerap terjadi. Di samping itu, teknologi yang diusung dalam alat ini sangat mudah, praktis dan tidak memakan waktu lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar